Senin, 14 Oktober 2019

Fluida dan tekanan

FLUIDA DAN TEKANAN
 Adalah zat alir (baik cairan maupun gas), yang di bidang Kesehatan: dipelajari sistem
peredaran darah dan injeksi cairan ke dalam tubuh. Fluida didefinisikan sebagai zat yang
dapat mengalir yaitu zat cair dan zat gas. Zat cair meliputi air, darah, asam, H2SO4, air
laut dsb. Secara umum dibedakan menjadi 2 bagian yaitu fludia statik dan fluida dinamik.
     Fluida atau zat yang dapat mengalir meliputi zat cair dan gas. Contoh zat cair meliputi air,
darah, asam sulfat (H2SO4), air laut, dsb. Sedangkan zat gas meliputi udara, oksigen,
nitrogen, CO2, dan sebagainya. Ilmu yang mempelajari fluida yang tak bergerak disebut
hidrostatika.
   Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas atau P = F/A
   Satuan Tekanan dalam SI:
Bila kita berada di dalam air, kita akan mendapat tekanan yang dinamakan tekanan
hidrostatis. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang dihasilkan oleh fluida setinggi
kedalaman h tempat kita berada diukur dari permukaan. Tekanan hidrostatis fluida pada
kedalaman h dari suatu bidang acuan:
p= po + gh
p = tekanan hidrostatis,
= tekanan pada kedalaman h (N/m2
)
po = tekanan udara pada permukaan (N/m2
)
 = massa jenis fluida (kg/m3
)g = gravitasi (m/det2
)
h = kedalaman fluida diukur dari suatu bidang acuan (m)
Dalam satuan SI, satuan tekanan adalah N/m2
atau Pa atau Pascal dan dalam satuan
c.g.s adalah dyne/cm2
. Ada juga satuan praktis yang sering digunakan seperti atm,bar, mbar,
Torr. Konversi satuan SI ke satuan praktis
1 atm = 76 cmHg = 1, 013 x 106
dyne/cm2
= 1, 013 x 105 N/m2
1 bar = 1 x 106
dyne/cm2
= 1 x 105 N/m2
1 Torr = 1 mm Hg
1 atm = 760 Torr
Dalam dunia kedokteran, satuan tekanan yang paling banyak digunakan didasarkan
pada tinggi kolom air raksa (Hg) yang menyatakan besarnya tekanan tersebut. Secara umum
tekanan yang dinyatakan oleh tinggi cairan: P = gh
Di mana : P = tekanan
 = massa jenis cairan
g = percepatan gravitasi = 9,80 m/s2
h = tinggi cairan
Manusia hidup di lingkungan bertekanan 1 atm, Lebih praktis suatu tekanan
dinyatakan dalam selisih antara tekanan tersebut dengan tekanan atmosfir. Selisih tekanan
atau tekanan relatif dikenal sebagai gauge pressure. Ada beberapa bagian tubuh manusia
yang mempunyai tekanan gauge yang negatif. Ketika menarik nafas tekanan dalam paru-
paru harus lebih rendah dari pada tekanan udara luar. Perbedaan tekanan akan
menyebabkan adanya aliran fluida.
Beberapa proses biologis tak lepas dari pembahasan yang menyangkut sifat molekul
molekul. Sebagai contoh adalah ketika meneteskan pewarna pada suatu larutan dalam suatu
wadah, secara perlahan seluruh bagian larutan akan berubah warna. Proses ini disebut
difusi.
Hukum Fick: Arah difusi dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Laju difusi berbanding langsung dengan perbedaan konsentrasi antara dua daerah.
Hampir semua proses difusi di alam berlangsung melalui membran. Membran dapat bersifat
dapat dilewati atau permeabel, tetapi umumnya membran pada sel-sel makhluk hidup
bersifat selectively permeable atau semipermeabel, yaitu hanya dapat dilewati oleh molekul
molekul tertentu.
Proses perpindahan air melalui membran semipermeabel karena perbedaan
konsentrasi larutan antara dua daerah yang dipisahkan memebran tersebut disebut osmosis
Perpindahan air untuk mencapai keseimbangan larutan dapat saja menimbulkan
perbedaan ketinggian. Perbedaan ketinggian sebagai akibat dari proses osmosis
menimbulkan tekanan osmosis relatif. Osmosis balikan dapat terjadi jika tekanan balik atau
back pressure lebih besar daripada tekanan osmosis. Osmosis balikan dapat terjadi jika pada sisi kanan tabung diberi tekanan yang menyebabkan kedua permukaan larutan sejajar
kembali. Dalam kehidupan sehari hari osmosis terjadi pada penyerapan air oleh akar tumbuh
tumbuhan, pemindahan air untuk mengeringkan sambungan antar tulang.
Jika seseorang menderita sakit pada bagian kanan jantung, berarti bagian yang
menerima darah dari pembuluh vena ini tidak menerima bekalan darah dengan semestinya,
dan tekanan pembuluh kapiler akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
osmosis balikan pada sepanjang kapiler dan menimbulkan cairan interstitial yang disebut
edema atau pembengkakan. Dialysis adalah difusi berbagai molekul selain darah yang
melewati membran semipermeabel. Dalam dialysis membran biasanya tidak permeable
terhadap molekul molekul yang berukuran besar.
Dialysis balikan atau filtrasi atau penyaringan dapat terjadi bila tekanan pada daerah
dengan konsentrasi tinggi mampu melawan arah dialysis normal. Fungsi ginjal dan efek
diuretik adalah contoh dialysis yang terjadi pada tubuh manusia. Active transport
(pemindahan aktif), yaitu membran secara aktif memiliki energi untuk memindahkan
substansi substansi reabsorbsi pada ginjal, penyerapan enzim pada usus, dan sel saraf
merupakan contoh contoh dari pemindahan aktif.
2. MENJELASKAN KERJA JANTUNG
Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Pada orang dewasa normal, setiap kontraksi
otot jantung memompa sekitar 80 ml darah, dan setiap satu menit sel darah merah telah
beredar komplit satu siklus dalam tubuh. Pada proses ini jantung melakukan kerja. Tekanan
di kedua pompa jantung tidaklah sama. Di sistem pulmonal tekanannya rendah (Tekanan
maksimum/sistole = 25 mm Hg). Pada sirkulasi sistemik tekanan puncak/sistole sekitar 120
mm Hg. Pada fase istirahat (diastole) tekanan sekitar 80 mm Hg. Otot yang menggerakkan
ventrikel kiri memiliki ketebalan sekitar tiga kali lipat dibandingkan dengan ventrikel kanan.
Saat kita bekerja berat atau berolah raga, tekanan darah dapat meningkat sebesar 50% dan
volume darah yang dipompa dapat meningkat 5 kali lipat sehingga terjadi peningkatan
energi yang dikeluarkan oleh jantung. Untuk mengukur tekanan darah Rev Stephen Hales
(1733) mula2 menggunakan pipa gelas dihubungkan langsung ke pembuluh arteri kuda
dengan pengantara trackea angsa.
Di dalam pipa, darah akan naik dan mencapai ketinggian kira-kira 1,3 m dihitung dari
posisi jantung. Ketinggian tersebut dapat dicari dengan menggunakan harga rata-rata
tekanan darah pada jantung sebesar 100 mmHg, massa jenis (rapat massa) darah sebesar
1040 kg/m3
: Hg . g . hHg = darah . g . Hdarah
(13600 kg/m3
).g (100 mm) = (1040 kg/m3
).g. hdarah
hdarah = 1308 mm = 1,3 m
Pada lokasi dekat telapak kaki, tekanan darah menjadi 200 mmHg atau setara dengan
2,6 meter darah. Tingginya tekanan pada kaki ini disebabkan oleh berat darah antara jantung
dan kaki yang menekan ke bawah (jarak jantung dari telapak kaki sekitar 1,3 meter). Dengan
sedikit perhitungan dapat dipahami bahwa peningkatan tekanan darah sebesar 10 (10mmHg) menyebabkan kenaikan tinggi kolom darah sebanyak 131 mm. Tekanan darah 150
berarti tinggi kolom darah dalam pipa (dihitung dari telapak kaki) adalah 1,95 m. Dalam
praktek, pengukuran tekanan darah biasanya dengan alat yang bernama
sphygmomanometer. Alat ini terdiri atas: pembalut/gelang; dalam pembalut ini terdapat
rongga yang dapat diberi tekanan manometer yang dihubungkan dengan pembalut tersebut
untuk mengukur tekanannya. Dalam bentuknya yang asli, yang digunakan adalah
manometer air raksa dan stetoskop. Aliran darah biasanya mengalir secara laminer/sream
line, tetapi pada beberapa tempat terjadi turbulensi misalnya pada valvula jantung (katup
jantung).
Dengan menggunakan sphygmomanometer dan pembalut dililitkan pada lengan
bagian atas, aliran darah akan dibuat turbulensi dan menghasilkan fibrasi sehingga bunyi
jantung dapat didengar dengan menggunakan stetoskop. Aliran laminer dapat diubah
menjadi turbulensi apabila pembuluh secara berangsur-angsur diciutkan jari-jarinya dan
kecepatan aliran secara bertahap ditingkatkan sehingga mencapai kecepatan kritis.
3. MENJELASKAN SISTEM PEREDARAN DARAH
Cara kerja pengukuran tekanan darah adalah mula-mula pembalut dililitkan pada
lengan bagian atas dan tekanannya dinaikkan secara cepat dengan bantuan semacam
pompa tangan hingga tekanannya dapat menghentikan aliran darah. Kemudian dengan
membuka sedikit katup pada pompa tersebut, tekanan diturunkan secara agak lambat. Pada
saat yang sama, suara dalam pembuluh darah pada lengan bawah didengarkan dengan
stetoskop dan menunjukkan pada manometer diamati.
Ketika tekanan pembalut masih lebih tinggi daripada tekanan systole, darah tidak
mampu menembus jepitan pembalut sehingga tidak ada suara yang terdengar melalui
stetoskop. Pada saat tekanan pembalut turun di bawah tekanan systole, terjadi aliran darah
turbulen yang menyemprot melalui arteri. Desakan darah yang mengalir menerobos jepitan
pembalut ke arah lengan bawah menimbulkan getaran suara yang terdeteksi dengan
stetoskop. Bunyi-bunyi ini disebut bunyi Korotkoff atau K. Tekanan pada saat bunyi K
pertama kali terdengar menunjukkan tekanan Sistole. Seiring dengan menurunnya tekanan
bunyi K semakin keras kemudian mereda.
Bila tekanan pembalut lebih rendah dibandingkan dengan tekanan diastole, suara yang
terdengar akan berubah atau menjadi hilang. Saat bunyi K menghilang atau berubah
menunjukkan tekanan diastolic. Tekanan darah dicatat sebagai tekanan yang ditunjukkan
oleh manometer pada saat munculnya suara karena desakan aliran darah (tekanan systole)
dan di saat berubah atau hilangnya lagi suara tersebut (tekanan diastole).
Pada saat ini telah terdapat pengukur tekanan darah yang bekerja secara elektronik,
namun masih berdasarkan prinsip sphygmomanometer. Pembalut yang bertekanan tetap
digunakan, sedangkan saat munculnya suara (tekanan systole) dan saat berubah/hilangnya
suara (tekanan diastole) dideteksi secara elektronik. Hasil pengukuran langsung ditampilkan
pada peraga digital. sering kali alat ini memperagakan pula jumlah denyut jantung per menit.4. PENERAPAN FLUIDA DALAM KEPERAWATAN
Saudara-Saudara peserta PJJ yang berbahagia, ilmu fluida dalam keperawatan sangat
penting untuk memahami mekanisme terjadinya peningkatan tekanan darah pada penderita
hipertensi, baik tekanan darah sistol maupun diastol. Juga kita dapat memberikan
penjelasan tekanan darah pada bagian yang dekat jantung dengan daerah perifer
mempunyai perbedaan yang signifikan.
Pada tekanan sistolik seperti yang sudah Saudara pelajari dipengaruhi oleh volume
cairan darah, luas penampang pembuluh darah, kekentalan (viscositas) darah serta
kebutuhan tubuh akan suplai darah. Jadi jika volume cairan atau kekentalan meningkat akan
meningkatkan tekanan sistolik karena berbanding lurus dengan tekanan, sedangkan
diameter pembuluh darah semakin kecil maka tekanan sistolik semakin besar oleh karena
diameter berbanding terbalik dengan tekanan dalam suatu tabung.
5. MEKANISME PERNAPASAN
Saudara-Saudara peserta PJJ yang berbahagia, seperti yang sudah kita ketahui bersama
sepasang paru-paru rata-rata dapat menyimpan sekitar 6 liter udara, Tetapi hanya sebagian
kecil dari kapasitas ini digunakan selama bernafas normal, volume paru-paru seseorang
bergantung kepada perbedaan ukuran fisik paru-paru, berhubungan juga dengan kondisi
saat inspirasi dan ekspirasi, Nilai volume paru-paru bergantung pada usia dan tinggi dan
berat orang. Dalam menghitung kapasitas paru kita mengenal ada beberapa terminologi
sebagai berikut:
5.1 Total lung capacity (TLC) = 6 L. Volume udara yang tersimpan di paru-paru pada akhir
inspirasi maksimum
5.2 Vital capacity (VC) = 4.8 L. Jumlah udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru
setelah inspirasi maksimum
5.3 Tidal volume (TV) = 500 ml. Jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan selama
pernafasan normal
5.4 Residual volume (RV) = 1.2 L. Jumlah udara di dalam paru-paru setelah ekspirasi
maksimal
5.5 Expiratory reserve volume (ERV) = 1.2 L. Jumlah udara tambahan yang dapat
dikeluarkan setelah ekspirasi normal
5.6 Pada akkhir pernafasan normal, paru-paru mengandung residual volume ditambah
expiratory reserve volume, atau sekira 2.4 liter. Jika seseorang dapat mengeluarkan
udara sebanyak mungkin maka hanya volume residu 1,2 liter yang tersisa.
5.7 Inspiratory reserve volume (IRV) = 3.6 L. Tambahan udara yang masih dapat dihirup
setelah volume tidal masuk paru-paru
5.8 Functional residual capacity (ERV + RV) = 2.4 L. Jumlah udara dalam paru-paru
setelah volume tidal keluar.
5.9 Inspiratory capacity (IC) = Jumlah udara yang dapat dihirup setelah volume tidal
keluar 5.10 Anatomical dead volume (or dead space) = 150 mL. The volume of the conducting
airways.
Mekanisme pernafasan pada manusia disebut pernafasan Tidal. Pernafasan Tidal
artinya udara yang masuk dan keluar paru-paru melalui jalan yang sama. Kapasitas paru-paru
total bergantung pada usia, berat, jenis kelamin dan aktivitas fisik seseorang. Sebagai contoh
wanita mempunyai kapasitas paru-paru lebih rendah 20–25% dibandingkan laki-laki. Perokok
berat mempunyai kapasitas paru-paru lebih rendah dibanding bukan perokok. Kapasitas
paru-paru bergantung pula pada ketinggian. Seseorang yang lahir dan hidup di dataran
rendah mempunyai kapsitas yang lebih kecil dibanding orang yang hidup di dataran tinggi.
Hal ini disebabkan lapisan atmosfir mempunyai kerapatan yang kecil pada dataran tinggi,
sehingga volume udara yang sama mengandung sedikit molekul, termasuk oksigen. Paru-
paru akan tumbuh lebih besar agar dapat memproses udara lebih banyak. Seseorang yang
pergi dari dataran rendah ke dataran tinggi sering mengalami “sakit ketinggian, karena paru-
paru tidak dapat memproses oksigen yang cukup untuk kebutuhan tubuhnya. Tidal volume,
vital capacity, inspiratory capacity and expiratory reserve volume dapat diukur dengan
spirometer. Penentuan residual volume dapat dilakukan oleh radiographic planemetry, body
plethysmography, closed circuit dilution and nitrogen washout.
5.11 Ada empat elemen dasar pada tes fungsi paru-paru:
a. Tidal volume (TV): Volume udara pada seseorang normal ketika masuk dan
keluar.
b. Inspiratory reserve volume (IRV): Jumlah volume udara maksimum yang dapat
ditambahkan ke volume tidal.
c. Expiratory reserve volume (ERV): Volume udara maksimum yang dapat
dikeluarkan kembali setelah ekspirasi narmal.
d. Residual volume (RV): Jumlah udara yang selalu ada di dalam paru-paru dan tidak
pernah dikeluarkan. Jumlah udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi
maksimum.
5.12 Hasilnya dapat digunakan untuk membagi penyakit paru-paru ke dalam dua bagian
yaitu restrictive diseases (volume paru-paru menurun), dan obstructive diseases
(volume paru-paru normal, tetapi kecepatan aliran udara terganggu)
5.13 Dari volume ini sejumlah kapasitas paru-paru dapat dihitung:
Total lung capacity (TLC): Volume paru-paru total (volume total udara dalam paru-paru
setelah inspirasi maksimum)
TLC = IRV + TV + ERV + RV
Functional residual capacity (FRC): Jumlah udara yang tersisa di paru-paru selama
pernafasan normal.
FRC = ERV + RV
5.14 Respiratory quotient = RQ = Kecepatan produksi CO2/Kecepatan konsumsi O2. RQ
dapat berbeda pada kondisi diet dan exercise, Pada kondisi normal RQ = 0.8.
5.15 Tekanan rata-rata gas oksigen pada manusia ketika istirahat adalah:
Outside air = 160 torr (mm Hg)
Alveolar air = 105 torr
Arteriole blood = 100 torr
Venous blood = 40 torr
Cells << 40 torr

Minggu, 13 Oktober 2019

Sistem pencernaan

SALURAN PENCERNAAN



Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Berikut urutan sistem
pencernaan manusia yang dijelaskan mulai dari sistem pencernaan dan fungsinya,
penjelasannya serta sistem pencernaan manusia beserta gambarnya secara berurutan mulai
dari mulut hingga anus.

1. Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotong-
potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Kelenjar air liur mengandung enzim amilase
(ptialin) yang berfungsi untuk mencerna polisakarida (amilum) menjadi disakarida. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis .Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Serabut-
serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok dalam berkas-
berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah,
membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak
tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan
epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis
papilae pada lidah, yaitu sebagai berikut.
a. Papilae filiformis
b. Papilae filiformis mempunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat banyak,dan
terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung puting kecap
(reseptor).
c. Papilae fungiformis
d. Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mempunyai tangkai sempit dan
permukaan atasnya melebar. Papilae ini mengandung puting pengecap yang pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara papilae filiformis
yang banyak jumlahnya.
e. Papilae foliatae
f. Papilae folitae tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang pinggir
lateral belakang lidah. Papilae ini mengandung banyak puting kecap.
g. Papilae circumvallatae
Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang permukaannya pipih
meluas di atas papilae lain. Papilae circumvallatae tersebar pada daerah “V” pada bagian
posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam
alur dalam yang mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini
memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat
sepanjang sisi papilae ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan partikel-partikel dari
sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan memproses rangsangan
pengencapan yang baru. Selain kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papilae
ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding rongga mulut
lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk memberi respon terhadap rangsangan
kecap (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012, Pearce, 2007).
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar
limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak persimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan
ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari 3 bagian sebagai
berikut.
a. Bagian superior
b. Bagian ini disebut dengan nasofaring. Pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
c. Bagian media
d. Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut
dengan orofaring.Bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah.
e. Bagian inferior
f. Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian inferior disebut
dengan laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Sering juga disebut dengantersebar esofagus(dari bahasa Yunani). Panjang kerongkongan ± 20 cm dan lebar ± 2 cm. Organ ini
berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Gerak peristaltik kerongkongan meliputi gerakan melebar, menyempit, bergelombang, dan
meremas-remas agar makanan terdorong ke lambung. Di kerongkongan, zat makanan tidak
mengalami pencernaan. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi, Esofagus dibagi menjadi tiga bagian, yaitubagian superior (sebagian
besar adalah otot rangka),bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), danbagian
inferior (terutama tediri dari otot halus) 4. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai . Lambung dibagi menjadi tiga daerah, yaitu sebagai berikut.
a. Kardiak,yaitu bagian lambung yang paling pertama untuk tempat masuknya makanan dari
kerongkongan (esofagus).
b. Fundus, yaitu bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai penampung makanan serta
proese pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim.
c. Pilorus, yaitu bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai jalan keluar makanan
menuju usus halus.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting, yaitu sebagai berikut.
a. Lendir.
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
b. Asam klorida (HCl).
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
c. Prekursor pepsin.
Pepsinmerupakan enzim yang memecahkan protein.
5. Usus Halus (Usus Kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak Lapisan usus halus terdiri atas lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar
(muskulus sirkuler), lapisan otot memanjang (muskuluslongitudinal), dan lapisan serosa
(sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Nama duodenum berasal dari
bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.Usus dua belas jari memiliki pH yang normal
berkisar sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas
dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
b. Usus Kosong (jejunum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Jejunum
diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya
berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”. Pada orang dewasa, panjang seluruh
usus halus antara 2-8 meter, di mana 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan
usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan
dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya
kelenjar Brunner. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus
penyerapan secara makroskopis.
c. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia) illeum memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu
(Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012, Pearce, 2007).
6. Usus Besar (Colon)
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan usus yang
berupa umbai cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik
(ascending), mendatar (tranverse), dan menurun (descending). Pada usus besar tidak terjadi
pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. coli dan diperoleh vitamin K. Di bagian akhir usus besar terdapat rektum yang bermuara ke anus untuk
membuang sisa makanan. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam
usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai
cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Pada orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda, bisa di retrocaecal atau di pinggang
(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak
berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai
fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi Rektum dan Anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu
sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007;
Sherwood, 2001).
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
8. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu Asini yang menghasilkan enzim-enzim
pencernaan, dan pulau pankreas yangmenghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh
tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai
saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung (Anderson, 1999;
Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
9. Hati
Hati merupakan sebuah organ terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat atau hepatik dari kata Yunani untuk
hati, hepar. Orga n ini memainkan peran penting dalam meta bolisme dan memiliki beberapa .
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan
obat. Hati juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-
zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce,
2007; Sherwood, 2001).
10. Kandung Empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan.Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna
hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitumembantu pencernaan dan penyerapan
lemak, serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebeihan kolestrol.

B. KELENJAR-KELENJAR PENCERNAAN
Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim
pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Berikut adalah kelenjar pencernaan pada
manusia.
1. Kelenjar Ludah (Parotis)
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di
bawah telinga, sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva).
Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikis yang membayangkan makanan tertentu
serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim
ptialin atau amilase ludah.
Kelenjar liur atau kelenjar ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar
yang mempunyai saluran sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga menyekresi
amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi maltosa. Kelenjar ini pada manusia
terdapat di bawah lidah. Produksi air ludah dapat terganggu apabila terjadi dehidrasi, panas
dalam, atau disebabkan oleh suatu penyalkit

2. Kelenjar Submandibula
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas
otot disgatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut
melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di
kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar tubuloasiner bercabang. Bagian
sekretorisnya tersusun atas sel-sel mukosa dan seromukosa. Sel-sel seromukosa mengandung
granula-granula sekresi protein dengan aktivitas amilotik lemah. Sel-sel pada kelenjar
submandibularis dan sublingualis mengandung dan mengsekresi enzim lisosim, yang aktivitas
utamanya adalah menghancurkan dinding bakteri.
3. Kelenjar Sublingua
Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat
kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari kelenjar
ini.Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar tubulo-asiner bercabang.
4. Kelenjar Liur Minor
Terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kavum oral di dalam lamina
propria mukosa oral. Diameternya 1-2mm. Kelenjar ini biasanya merupakan sejumlah asinus
yang terhubung dalam lobulus kecil. Secara alami, sekresi utamanya adalah mukous (kecuali
Kelenjar Von Ebner) dan mempunyai banyak fungsi, seperti membasahi kavum oral dengan
saliva. Masalah gigi biasanya berhubungan dengan kelenjar liur minor.Kelenjar Von Ebner
terletak di papilla sirkumvalata lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan serous yang memulai
hidrolisis lipid. Kelenjar ini adalah komponen esensial indra perasa.
5. Kelenjar Lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin dan asam
klorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh asam lambung.
Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang
masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh
dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada dinding
lambung.
6. Hati
Hati (bahasa Yunani: ἡ ha, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati
juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan
cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea,
dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa
racun oleh hati disebut proses detoksifikalsi.

Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada
hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi
utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal
yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saatembrio hingga
berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi
peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal menjadi hepatosit.
Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini
belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan
semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun
teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkanEmpedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu
merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang
telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum.
Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin,
dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencernalemak, mengaktifkan lipase,
membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi
zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke
peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian
dikatakan menderita penyakit kuning (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007;
Sherwood, 2001).
7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan
enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaituenzim amilase, enzim tripsinogen,
enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin.
Hormonsekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua
belas jari).
Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian yang predominan adalah
kelenjar eksokrin, yang terdiri atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang
membentuk kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya terdiri atas pulau-pulau
Langerhans yang tersebar di seluruh pankreas. Kelenjar eksokrin pankreas menyekresikan:1.
Enzim pankreas, oleh sel-sel asinus. Enzim proteolitik berupa tripsinogen, kimotripsinogen,
dan prokarboksipeptidase.Tripsinogen merupakan bentuk inaktif yang ketika disekresikan ke
lumen duodenum akan diaktifkan oleh enterokinase di usus halus menjadi tripsin. Tripsin
kemudian mengubah kemotripsinogen dan prokarboksipeptidase menjadi kimotripsin dan
karboksipeptidase. Tiap-tiap enzim proteolitik tersebut menyerang ikatan peptida yang
berbeda. Produk akhir yang dihasilkan adalah campuran asam amino dan rantai peptida
pendek. Amilase pankreas:mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase
disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.Lipase
pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas menyebabkan maldigesti
lemak yang serius, sehingga dapat menimbulkan steatorea (kelebihan lemak pada feses). 2.
Alkali encer, oleh sel-sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus. Cairan alkalis ini kaya akan
NaHCO3. Fungsinya untuk menetralkan kimus yang asam dari lambung, karena enzim-enzim
pankreas bekerja dengan baik pada pH netral atau sedikit basa (Anderson, 1999; Syaifuddin,
2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
C. KELAINAN SISTEM PENCERNAAN
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.Gangguan-gangguan ini antara lain adalah
diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, hingga infeksi usus buntu (apendisitis).
Berikut adalah gangguan dan kelainan sistem pencernaan manusia.
1. Parotitis atau penyakit gondong
Parotitis adalah penyakit yangdisebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air ludah
di bagian bawah telinga akibatnya kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.
2. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai dengan
rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat makanan kurang tercerna
dengan baik.
3. Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau
lebih dalam satu hari (24 jam). Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu,
atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan
hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
4. Konstipasi (Sembelit)
Konstipasi adalah kesulitan atau jarang defekasi yang mungkin karena feses keras atau
kering sehingga terjadi kebiasaaan defekasi yang tidak teratur, faktor psikogenik, kurang
aktifitas, asupan cairan yang tidak adekuat dan abnormalitas usus.Sembelit terjadi jika kim
(bubur makanan) masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap
usus, maka feses menjadi keras dan kering.
5. Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika
pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan
permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut.
Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
6. Gangguan Lain
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain yaitu peritonitis, yang
merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna
akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang
mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa
nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan
kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada
lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat
pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis..


Sistem integumen

dwi meitasari sistem integumenSISTEM INTEGUMEN




Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous),
dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin integumentum, yang berarti
“penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup
organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar.
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh yaitu kulit, yang melindungi
struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, penyimpanan lemak dan
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air.
Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit meliputirambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan
otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang
mendasari (hypodermis atau subcutis) (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007;
Junqeira & Jose 1980; Sherwood, 2001).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit. Rambut muncul dari epidermis
(kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis
 Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Marilah kita bahas satu persatu dari


sistem integumen
1. Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-
rata 2 m2
, dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak,
atau beratnya sekitar 16% dari berat badan seseorang. Daerah yang paling tebal (66 mm) pada
telapak tangan dan telapak kaki, dan paling tipis (0,5 mm) pada daerah penis.
Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan
cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti
bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan
mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan
fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli
yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan sub kutan/hipodermis:

a. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.
b. Dermis
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen.
c. Hipodermis
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.

2. Fungsi kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. Pelindung atau proteksi. Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh
luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi
dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu
tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh
serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
b. Penerima rangsang. Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit
sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
c. Pengatur panas atau thermoregulasi. Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan
konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf
otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau
sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat
kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur
panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas
akan hilang dengan penguapan keringat.
d. Pengeluaran (ekskresi). Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan airtransepidermissebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.
e. Penyimpanan. Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan terbatas. Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang
larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.

Fluida dan tekanan

FLUIDA DAN TEKANAN  Adalah zat alir (baik cairan maupun gas), yang di bidang Kesehatan: dipelajari sistem peredaran darah dan injeksi cair...